BAB I
A. PENGERTIAN
Komunikasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui simbol-simbol , tanda, atau tingkah laku (Haber,1987).
Komponen Dalam Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim pesan
Yang menjadi komunikator dalam hal ini adalah anak, keluarga, atau kelompok .
2. Komunikan / penerima pesan
Penerima pesan mrp org yg menerima berita atau lambang .
3. Pesan
Berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambang, pembicara, gerakan atau sikap.Ex : Informasi ttg masalah kesehatan anak
4. Media
Sarana atau saluran dari komunikasi. Dapat berupa media cetak, audio, visual, atau audio visual.
5. Umpan Balik
Reaksi komunikan sebgai dampak atau pengaruh dari pesan yg disampaikan, baik secara lgs m/p tidak lgs.
Sikap Dalam Komunikasi
Menurut Egan (1995); menyampaikan sikap kom mrpkan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal m/p non verbal.
1.Sikap berhadapan
Bentuk sikap dimana sesorg lgs bertatap muka atau berhdp lgs dgn anak ( Komunikator siap utk berkomunikasi).
2. Sikap mempertahankan kontak
Bertujuan menghargai klien dan mengatakan
adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dgn cara selalu memperhatikan apa yg diinformasikan atau disampaikan dgn tidak melakukan kegiatan yg dapat mengalihkan perhatian dgn lainnya.
3. Sikap membungkuk kearah pasien
Menunjukkan keinginan utk mengatakan atau mendengar sesuatu dgn cara membungkuk sedikit kearah klien.
4.Sikap terbuka
Bentuk sikap dgn memberikan posisi kaki tidak melipat,tangan menunjukkan keterbukaan UNTUK berkomunikasi
5. Sikap tetap relaks
Menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dlm memberi respons pada klien selama komunikasi.
Sikap Komunikasi Terapeutik
1. Sikap kesejatian
Menghindari membuka diri yg terlalu dini sampai dgn anak menunjukkan kesiapan utk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita pada anak.
BAB II
Pedoman untuk berkomunikasi dengan anak
- Tanya orang tua bagaimana anak biasanya mengatasi situasi-situasi baru atau situasi yang penuh tekanan.
- Mengetahui bagaimana anak bereaksi memungkinkan perawat untuk merencanakan intervensi-intervensi khusus untuk mempermudah komunikasi.
-Tanya orang tua apakah mereka telah mengatakan kepada anak bahwa mereka akan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Persiapan yang diterima anak, khususnya anak laki-laki, seringkali tidak adekuat atau tidak cocok. Sehingga, di perlukan banyak waktu untuk menyiapkan anak sebelum memulai beberapa aspek pengkajian kesehatan yang membutuhkan partisipasi aktif.
Pasang raut wajah ramah dan bersahabat
Kontak mata sejajar, senyuman,lambaiaan tangan untuk memulai interaksi
Amati tingkah laku anak terhadap tanda-tanda kesiapan. Seorang anak yang siap untuk berpartisipasi dalam pengkajian akan bertanya, melakukan kontak mata, menceritakan pengalaman-pengalaman masa lalu, memegang peralatan, atau memisah dari orang tua.
Pertimbangkan tingkat perkembangan dan rentang perhatian anak dan gunakan pendekatan imajinatif saat merencanakan pemeriksaan
- Jika seorang anak sulit menerima pengkajian:
Berbicara dengan orang tua dan biarkan anak
Puji anak
Bermain ( seperti main ciluk-ba ) atau becerita.
Gunakan bentuk bahasa orang ketiga:’’kadang-kadang seorang anak lelaki dapat benar-
benar takut ketika tekanan darahnya diukur’’
Dorong anak untuk bertanya selama pengkajian, tetapi jangan menekan anak untuk bertanya. Hal ini memungkinkan anak untuk lebih mengontrol situasi.
- Jelaskan proses pengkajian dalam batasan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Gunakan istilah-istilah yang konkrit daripada informasi teknis, khususnya anak yang lebih muda: ‘’saya dapat mendengar kamu menarik dan mengeluarkan nafas’’, bukan’’saya sedang mengauskultasi dadamu’’
Berikan sedikit informasi dalam suatu waktu. Petunjuk praktis adalah tidak lebihdari 3 bahasan yang harus di berikan dalam sekali waktu.
- Buatlah harapan-harapan yang diketahui dengan jelas dan sederhana: ‘’saya ingin kamu diam’’.
- Jangan menawarkan pilihan jika memang tidak ada
- Berikan pujian yang jujur.’’saya tahu kamu sakit. Kamu masih memegang perutmu’’.
Pengalaman positif membantu untuk membangun kemampuan koping dan harga diri.
Lakukan tindakan pengkajian pada sesi paling akhir bila itu menimbulkan trauma
Ex: lakukan tehnik palpasi diakhir setelah inspeksi
BABA III
Komunikasi dg Anak Sesuai TUmbuh-KEMbang
1. Bayi : mengungkapkan kebutuhan dgn t.l dan bersuara yang dapat diinterpretasikan oleh org sekitarnya EX: menangis.
Bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang dewasa yang berkomunikasi dengannya secara nonverbal misalnya memberikan sentuhan, mendekap, menggendong, dan berbicara dengan lemah lembut.
Stranger anxiety adalah ciri perilaku pada bayi lebih dari 6 bulan karena takut dengan orang asing. Caranya lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya atau mainan yang dipegangnya dan jangan langsung menggendongnya.
2. Toddler dan Pra sekolah
- Memberitahu apa yang terjadi pada dirinya.
- Memberi kesempatan pada mereka untk menyentuh alat pemeriksa yg akan digunakan.
- Bicara lambat
- Hindari sikap mendesak utk dijawab EX : jawab dong.
- Hindari konfrontasi lgs Salaman pada anak ( kurangi rasa cemas)
- Bergambar atau bercerita.
Toddler Sangat egosentris dan perasaan takut karena ketidaktahuannya merupakan ciri dri usia ini sehingga anak perlu diberitahu apa yang terjadi padanya.
Misalnya saat mengatur suhu anak akan merasa takut sehingga anak harus diberi kesempatan untuk memegang thermometer tersebut sampai ia yakin alat tersebut tidak berbahaya.
Anak belum mapu berbicara secara fasih sihingga gunakan kata-kata sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya.
Pada pre school Stimulus yang dirasa akan ,mengancam keutuhan tubuhnya. Anak akan bertanya untuk apa dilakukan, mengapa dan bagaimana caranya bila akan dilakukan tindakan keprawatan. Anak membutuhkan penjelasan atas pertanyaan. Gunakan bahasa yang dimengerti anak dan berikan contoh jelas
3. Usia sekolah
- Gunakan kata sederhana yg spesifik
- Jelaskan sesuatu yg membuat ketidakjelasan pada anak
- Jelaskan arti fungsi dan prosedur tindakan
- Jangan menyakiti atau mengancam
4. Usia remaja
- Berdiskusi atau curah pendapat sama teman sebaya.
- Hindari bbrp pertanyaan yg dpt menimbulkan rasa malu.
- jaga kerahasiaan dalam komunikasi ( masa transisi dlm bersikap dewasa ).
- Cara Komunikasi Dengan Anak
1. Melalui org ketiga : tdk lgs bertanya pd anak.
2.Bercerita : pergunakan bahasa yg mudah dimengerti,perlihatkan gambar
3.Bilioterapi: melalui pemberian buku/majalah anak mengekpresikan perasaan dan aktivitas sesuai cerita dlm buku.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan : mengetahui apa keinginan / keluhan anak.
5. Pro / kontra :mengetahui perasaan anak dan pikiran anak (mengajukan pertanyaaan hal positif dan negatif ).
6.Menulis : bila anak tidak dpt mengungkapkan perasaan secara verbal
- 7. Menggambar : anak akan mengungkapkannya apabila gbr yg ditulisnya ditanya ttg maksudnya.
- 8. Bermain : sangat efektif dalam membantu berkomunikasi, dapat menjalin hub interpersonal dgn teman dan perawat.
Cara komunikasi Dengan Ortu Anak
1. Anjurkan ortu untuk berbicara
2. Arahkan ke fokus posisi mata sejajar
3. Mendengarkan
4. Diam
5.Empati
6.Menyakinkan kembali
7.Merumuskan kembali
8.Memberi petunjuk kemungkinan apa yg terjadi
9.Menghindari hambatan dalam komunikasi.
BAB IV
Tahapan Dalam Komunikasi Dengan Anak
1. Tahap Prainteraksi
- Mengumpulkan data ttg kliendgn mempelajari status atau bertanya kepada ortu ttg masalah yg ada.
2. Tahap Perkenalan
- Memberi salam dan senyum pada klien,melakukan validasi , mencari kebenaran data yg ada, menobservasi, memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan kerahasiaan klien.
3. Tahap Kerja
- Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya , krn akan memberitahu ttg hal yang kurang dimengerti dlm komunikasi, menanyakan keluhan utama.
4. Tahap Terminasi
- Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan reinforcement positif, tindak lanjut,kontrak, dan mengakhiri wawancara dgn cara yg baik.
Faktor-Faktor Yg mempengaruhi Komunikasi Dengan Anak
1. Pendidkan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Usia Tukem
5.Status kes anak
6.Sistem sosial
7.Saluran
8.Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
• Artikel oleh Ns.Nyimas Heny Purwati, S.Kep, Bermain pada Anak Autisme.
• Nevid, Jeffrey S., dkk. 2003. Psikologi Abnormal Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
• www.klinis-wordpress.com
• www.widisite.com
Minggu, 16 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar