KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS
A. Definisi
Ketidakmampuan untuk membersihkan sektet atau obstuksi saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih.
B. Faktor yang Berhubungan
• Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.
• Obstruksi jalan napas : Spasme jalan napas, pengumpulan sekresi, mucus berlebihan adanya jalan napas buatan, tedapat benda asing pada jalan napas, sekresi pada bronki, dan eksudat pada alveoli.
• Fisiologi : disfungsi neuromuscular, hiperplasi dinding bronchial, PPOK ( Penyakit Paru Obstuki kronis ), infeksi, asma, alergi jalan napas, dan tauma.
• Ansietas
• Posisi tubuh
• Deformitas tulang dan dinding dada
• Penurunan energi/kelelahan
• Hiperventilasi
• Kerusakan muskulus skeletal
• Imaturitas neurologist
• Nyeri
C. Tanda Dan Gejala
1. Dispenia
Dispenia adalah : suatu perasaan subjektif tentang kesulitan, ketidak-nyamanan atau kesakitan dalam bernapas, menjadikan petunjuk adanya ketidak-seimbangan antara kebutuhan ventilasi dan kemampuan memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Batuk
Batuk adalah merupakan suatu reflek untuk membantu pengeluaran sekresi dan benda – benda asing dari batang tracheobroncheal dan paru –paru. Batuk terjadi bila ada stimulasi dari reseptor batuk yang terletak di pharynx, larynx, bronchus dan paru – paru. Mekanisme fisiologi yang berperan untuk terjadinya batuk adalah inspirasi dalam yang di ikuti oleh penutupan glottis sesaat, diikuti ekspirasi keras dan tiba – tiba. Mekanisme ini dibantu oleh kontraksi maksimal otot – otot ekspirasi. Tujuan batuk adalah untuk menimbulkan aliran udara yang keras melalui jalan napas serta mendorong mucus atau benda asing keluar dari sistem pernapasan.
3. Bunyi napas tambahan ( mengi)
Mengi adalah bunyi yang mempunyai puncak yang tinggi, berirama teertama terdengar pada saat ekspirasi. Biasanya terjadi pada pasienbronkokontriksi.
4. Cyanosis
Cyanosis adalah kebiru – biruan kulit .dan selaput lendir yang terjadi apabila kadar hemoglobin dalam darah berkurang. Kadar hemoglobin tergantung pada faktor – faktor seperti konsentrasi hemoglobin dan saturasi oksigen , tekanan parsial oksigen, padda darah vena dan arteri, serta cardiac output. Dalam cyanosis perlu mengamati bagian kulit yang tipis seperti ujung lidah, selaput lendir pipi bagian dalam, ujung jari, permukaan kuku, telinga dan ujung hidung.
5. Sputum
Sputum adalah Suatu sekresi yang lekat berasal dari batang tracheobranchial, mulut pharynx ( salifa ) hidung, dan sinus pada reaksi paru – paru terhadap setiap iritan yang kambuh secara kontan.
6. Frekuensi Pernapasaan
• Bradipnea ( pernapasaan lambat ) berkaitan dengan penurunan tekanan intracranial, cedera otak dan takar lajak obat.
• Takipnea ( pernapasaan cepat ) umumnya tampak pada pasien pneumonia, edema pulmonal, asidosis metabolik, nyeri hebat, dan frakyur iga.
D. Karakteristik
• Subjektif : 1. Diapnea
2. Nafas Pendek
• Objektif :
1. Perubahan gerakan dada
2. Mengambil posisi tiga titik
3. Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
4. Penurunan ventilasi semenit
5. Kapasitas vital
6. Peningkatan diameter anterior dan posterior
7. Nafas cuping hidung
8. ortopnea
9. Fase ekspirasi yang lama
E. Intervensi
a. Pengelolaan jalan nafas : fasilitas untuk kepatenan jalan nafas
b. Pemantauan pernafasan : pengumpulan dan analisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan keadekuatan pertukaran gas
c. Auskultasi bunyi nafas
d. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman
e. Pertahankan polusi lingkungan minimum
f. Bantu latihan nafas abdomen atau bibir
g. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung
Senin, 17 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar